Kamis, 16 September 2010

kesan pertama di Universitas Indonesia (UI)

udah lama gak bikin notes. sekarang mau cerita dikit ah, hehe.


udah sebulan lebih saya di Depok n ngerasain lingkungan UI, dari daftar ulang pas akhir Juli sampe minggu pertama September. banyak banget hal-hal baru disana. temen-temen baru dari segala penjuru Indonesia, fasilitas-fasilitas di UI, tradisi n kebiasaan, dan lain-lain. terutama kenalan baru. saking banyak n sering kenalannya, malah jadi sehari kenalan besoknya lupa hehehe. disana, namanya juga Depok yg deket ama Jakarta, didominasi ama anak-anak Jakarta. jadi kebudayaan suka nyampur. anak-anak daerah jadi kebawa-bawa ber"gue-lu"-an, hehe. ada temenku orang medok Jawa ngomongnya gue-lu. alhasil lucu deh, hehe. tapi yg namanya pergaulan di kuliah jauh lebih susah yg saya rasa sih. kenalan mungkin emang kenal, tapi yah masih kerasa asing. apalagi akhir-akhir ini udah mulai kuliah. udah mulai kerasa individualitasnya walopun gak semua maba. mungkin karna masih sama-sama adaptasi juga.

waktu sebulan diisi full sama kegiatan maba. padat dan hampir gak ada spasi. hahaha, tapi asik n seru juga. ngerasain paduan suara sama Pak Dibyo, naik bikun (bis kuning) bareng-bareng buat ESQ di PRJ, OBM, OKK, PSAF, seminar-seminar yg orang penting n terkenal pada dateng, wah banyak deh. puncaknya waktu pelantikan maba sekaligus wisuda. selain ini pengalaman pertama make jakun (jaket kuning), dari wisuda juga kita termotivasi sama para wisudawan/ti yg IP-nya gila-gilaan. IPK 4 kayaknya udah biasa. hehehe. tapi dari yg semua diceritain, namanya juga maba, lama-lama jadi homesick n pengen pulang kampung. hehehe

segitu dulu deh cerita singkat di UI, nanti disambung lagi. :)

Sabtu, 13 Maret 2010

Cara Mencari Arah Kiblat


Rabu, 28 Oktober 2009 | 08:50 WIB
Yuni Ikawati

KOMPAS.com - Arah kiblat menjadi prasyarat menjalankan ibadah shalat. Di mana pun umat Islam menjalankan ritual keagamaan itu, mereka harus berkiblat ke Kabah di Mekkah. Penentuan arah kiblat tentu tak masalah bagi mereka yang berada di dekat Kabah. Bagaimana memastikannya jika berada jauh dari tempat suci itu?

Beberapa waktu lalu di internet muncul tulisan Usep Fathudin, mantan Staf Khusus Menteri Agama, yang mengungkap beragam arah kiblat masjid-masjid di Jakarta. Kesahihan kiblat suatu masjid, menurutnya, perlu dicapai sebelum masjid dibangun. Hal itu karena pergeseran 1 sentimeter saja bisa berarti 100 kilometer penyimpangan jaraknya.

Meskipun begitu, menurutnya, akurasi arah kiblat 100 persen memang tidak diwajibkan dalam shalat, seperti tersebut dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 144, yang memerintahkan untuk shalat ke arah kiblat. ”Kata-kata ’ke arah’ ditafsirkan sebagai usaha maksimal mengarahkan shalat kita ke Kabah di Mekkah,” urainya.

Walaupun begitu, upaya untuk mendekati ketepatan arah ke kiblat dapat dilakukan dengan berbagai cara. Usep menyebutkan, penentuan arah kiblat Masjid Al Mukhlishun di Griya Depok Asri, Depok Tengah, yang berdiri tahun 2001, menggunakan suatu kompas kecil berbahasa Inggris, dengan tulisan Latin dan Arab.

Pada alat penunjuk arah itu tertulis bahwa untuk Jakarta dan sebagian besar kota di Indonesia, arah utara jarum kompas harus menunjuk angka 9 sebagai arah kiblat.

Kenyataannya, survei arah kiblat yang dilakukannya di berbagai masjid besar di Jakarta memperlihatkan, kompas yang digunakannya menunjuk arah yang berbeda-beda di tiap tempat ibadah itu, berkisar dari 7,5 hingga 9.

Penentuan arah kiblat yang dipakai umumnya mengacu pada arah utara geografis sebenarnya, yang memakai arah kompas atau jarum magnetik yang disebut ”pencari arah Kabah”. Arah jarum magnetik di kompas mengarah berdasarkan kutub magnetik Bumi di kutub utara.

Ternyata arah utara magnetik Bumi itu berbeda di tiap kota dari waktu ke waktu. Hal ini dipengaruhi oleh rotasi Bumi. Penelitian menunjukkan arah utara magnetik terus bergeser sekitar 4,8 kilometer per tahun. Pada tahun 2005 pergeserannya mencapai 800 kilometer dari kutub utara sebenarnya. Pada 2050 diperkirakan utara magnetik Bumi mendekati Siberia.

Qibla Locator

Penggunaan kompas sebagai penunjuk arah kiblat belakangan memang dianggap kurang akurat. Belakangan diperkenalkan peranti lunak Qibla Locator yang termuat dalam situs web http://www.qiblalocator.com.

Qibla Locator atau penunjuk arah kiblat antara lain dirancang oleh Ibn Mas’ud dengan menggunakan peranti lunak aplikasi Google Maps API v2, sejak tahun 2006. Pengembangan tampilan dan aplikasinya kemudian melibatkan Hamed Zarrabi Zadeh dari Universitas Waterloo di Ontario, Kanada.

Pada Qibla Locator versi Beta seri 0.8.7 itu dilengkapi dengan geocoding dari Yahoo, pengontrol arah pada citra peta, dan indikator tingkat pembesaran. Hingga September 2007 dihasilkan empat versi Beta dengan beberapa aplikasi tambahan, Geocoder, dan tampilan jarak.

Dengan Qibla Locator yang berbasis Google Earth ini dapat diketahui arah kiblat dari mana pun kita berada. Untuk mengetahuinya, di bagian atas situs itu ada kotak untuk memasukkan lokasi, alamat atau nama jalan, kode pos, dan negara atau garis lintang dan garis bujur.

Maka di sisi kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat atau kabah dan jaraknya dari posisi lokasi yang kita masukkan. Peranti lunak ini, menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sangat membantu guna mengecek arah kiblat secara akurat. ”Ini bisa untuk koreksi massal masjid-masjid di Indonesia,” katanya.

Bayangan matahari

Thomas, pakar astronomi dan astrofisika, mengemukakan bahwa ada penentuan arah kiblat yang menggunakan bayangan Matahari. Sekitar tanggal 26-30 Mei pukul 16.18 WIB dan 13-17 Juli pukul 16.27 WIB Matahari tepat berada di atas kota Mekkah.

Pada saat itu Matahari yang tampak dari semua penjuru Bumi dapat dijadikan penunjuk lokasi Kabah. Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu juga dapat menjadi menentu arah ke kiblat.

Selain itu untuk daerah yang tidak mengalami siang, sama dengan Mekkah, waktu yang digunakan adalah saat Matahari di atas titik yang diametral dengan Mekkah. Waktu yang dapat dijadikan patokan penunjuk kiblat untuk wilayah tersebut adalah Matahari pada tanggal 12 hingga 16 Januari pukul 04.30 WIB dan 27 November hingga 1 Desember pukul 04.09 WIB.

Cara ini menurutnya paling mudah untuk mengoreksi arah kiblat, termasuk untuk garis saf di dalam masjid. Begitu mudah sehingga orang awam pun dapat melakukannya.

sumber: www.kompas.com

Jumat, 12 Februari 2010

Tips Menghafal Rumus Pelajaran

1. Tulis rumus sejelas mungkin di buku kamu
Cara yang pertama adalah tulis rumus pelajaran dengan jelas n mudah diingat sama kamu. Jangan sampai nulis rumus nggak rapih atau berantakan. Juga pastikan tulis dengan huruf-huruf yang benar dan jelas. Karena, kalau salah huruf dan tanda saja, rumus bisa kacau n bikin kamu keliru dalam menggunakannya.

2. Beri tanda atau gambar dan semacamnya
Biasanya, cara ini berguna buat orang tipe pembelajaran visual, yang lihai dalam menggunakan ingatan penglihatannya. Bagi kamu yang termasuk dalam tipe ini, kamu bisa beri warna, tanda, gambar atau lainnya agar kamu bisa mengingat rumus itu dengan mudah. Usahakan beri yang khusus pada tiap rumus, agar tidak keliru dalam menggunakannya. Misal, di rumus mencari volume kubus kamu beri warna merah dan di rumus volume tabung, kamu beri warna hijau. Cara ini cukup jitu dan berguna buat kita dan menurut pengetahuan saya, banyak yang menggunakan cara ini.

3. Hubungkan rumus dengan sesuatu
Maksudnya adalah, hubungkan bentuk rumus tersebut dengan suatu hal, misal lagu, film, percakapan, cerita, dan lain-lain. Dengan begitu, kamu akan mudah dalam mengingatnya. Misal, ada rumus fisika F = m.a . Nah, kamu bisa menghubungkan rumus tsb dengan radio. F dan m, identik dengan gelombang FM radio. Dan kamu tinggal cukup menghafal huruf a saja, kan? Itu adalah salah satu contoh. Masih banyak yang bisa kamu gunain. Buat semenarik mungkin agar kamu selalu inget sama rumus itu.

4. Ingat rumus induk
Terkadang, beberapa rumus adalah penjabaran atau gabungan dari rumus-rumus lainnya. Jadi, kamu cukup menghafal rumus induk yang memang menjadi konsep. Selanjutnya, bila keluar soal yang berhubungan, kamu cukup memasukkan rumus yang berhubungan pula dengan rumus itu sesuai dengan kebutuhan. Mungkin cara ini agak sulit, namun kalau kamu udah sering n mahir dalam ngegunainnya, kamu akan merasa enteng dalam menghafal rumus.

5. Buat daftar rumus dan tempel di tempat yang terlihat
Rangkum semua rumus yang kamu anggap penting dalam selembar kertas. Ukurannya sesuai kebutuhan kamu, tergantung dari banyaknya rumus. Lalu, kamu bisa hias kertas itu agar menarik. Tapi jangan sampai menghalangi rumus ya. Lalu, tempel atau bawa rumus itu dimana saja. Usahakan tempel di tempat yang kamu sering lewati. Dengan menoleh dan membacanya tiap waktu, kamu perlahan-lahan akan hafal dengan sendirinya. Eits, tapi ini bukan buat contean ya, kawan.